Label

Senin, 24 Oktober 2011

Gerakan Mahasiswa Di Indonesia

a.    Sejarah Gerakan Mahasiswa Mahasiswa di Indonesia
Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari kekuatan demokrasi hari ini sering mengalami penyimpangan makna dalam melihat peran dan posisinya dalam perjuangan demokrasi. Banyaknya mitos yang kadangkala memposisikannya sebagai agent of change ternyata tidaklah terbukti benar apa adanya. Bahkan selama beberapa puluh tahun peran mahasiswa pada saat ini mengalami distorsinya dalam bentuk dan karakternya sebagai satu wadah gerakan. Kadangkala gerakan mahasiswa terlibat dalam perselingkuhan-perselingkuhan politik yang menyebabkan ketidakpercayaan mahasiswa terhadap gerakan, belum lagi praktek-prakteknya yang sangat menjauhi kesadaran subjektif dari kebutuhan perjuangan sektor mahasiswa itu sendiri. Belum lagi persoalan terkotak-kotaknya gerakan mahasiswa dalam gerakan-gerakan advonturisme politik menyebekan lemahnya gerakan mahasiswa itu sendiri, oleh karena itu saatnya kita harus mampu menyadari makna dari posisi dan peran mahasiswa itu sendiri dalam sejarah pergerakannya.


Fase Pra Kemerdekaan – Kemerdekaan ( 1908-1949 )
Dalam fase pra kemerdekaan belum adanya gerakan mahasiswa semua masih dalam bentuk gerakan-gerakan pemuda dimana diawali dengan pergerakan Budi Utomo yang bergerak dalam perjuangan untuk membebaskan rakyat dari ketertindasan dalam keterbelakangan dalam pendidikan. Kemudian dilanjutkan mulai bangkitnya gerakan pemuda ditandai dengan adanya kesadaran gerakan pemuda lokal seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sunda, Jong Sumatra, dan organisasi pemuda lainnya untuk bersatu. Dengan semangat kemerdekaan maka disatukanlan berbagai macam organisasi pemuda yang diwujudkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Perjuangan gerakan pemuda pada masa pra kemerdekaan diarahkan dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dari cengkraman kolonial Belanda. Setelah pasca dari Sumpah Pemuda tersebut menggairahkan semangat pemuda dalam menggelorakan perjuangan mereka untuk merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Mulai munculnya konsepsi gerakan mahasiswa dimulai pada perjuangan Perhimpunan Indonesia yang merupakan hasil dari politik etis Belanda yang membuka kesempatan kepada kelas borjuasi menengah untuk mendapatkan pendidikan di Belanda. Dengan memanfaatkan akses pendidikan dari poltik etis tersebut dimulai kesadaran para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda untuk berjuang dalam melawan kolonial Belanda melalui tokohnya yakni Sukarno, dll. Dari hal tersebut mulai adanya embrio munculnya pergerakan mahasiswa yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita. Serta didalam perjalanan sejarahnya mahasiswa zaman pra kemerdekaan juga secara aktif ikut dalam perjuangan kemerdekaan yang ikut dalam laskar-laskar pemuda rakyat. Hal tersebut terus menjadi bentuk dan karakter dari gerakan mahasiswa dalam fase revolusi pembebasan nasional kita dari cengkraman kolonial Belanda.

Fase Orde Lama ( 1949-1965 )
Dalam fase Orde Lama gerakan mahasiswa mulai mempunyai perannya dalam kehidupan politik di masyarakat, ditandai dengan banyak bermunculannya organisasi mahasiswa yang merupakan satu bentuk afliasi politik dari partai tertentu atau kekuatan politik tertentu. Diawali dengan munculnya HMI sebagai organisasi mahasiswa yang kontra revolusioner yang menjadi onder bouw kekuatan politik kanan reaksioner yakni masyumi. Di tambah lagi dengan makin maraknya bermunculan organisasi sejenis yang menjadi afiliasi politik dari partai tertentu seperti GMNI bagian politik dari PNI, PMII bagian politik dari NU, serta mulai munculnya satu organisasi massa mahasiswa yang progresive, patriotik, dan demokratik yakni CGMI ( Central Gerakan Mahasiswa Indonesia ) yang senantiasa berjuang untuk kepentingan perjuangan demokratik serta merupakan afiliasi politik dari Partai Komunis Indonesia yang menjadi korban kekejaman rezim otoriter dan fasis Orde Baru dalam drama kebusukan Suharto pada tahun 1965 untuk mengambil alih kekuasaan dari rakyat serta di lengkapi dengan proses pembunuhan massal anggota CGMI. Dengan berlandaskan pada semangat semboyan merah dan ahli sebagai satu saling hubungan dari satu sikap perjuangannya dalam melawan imperialisme dan mampu menjadi ahli yang berguna bagi masyarakat.

Fase Orde Baru ( 1965-1998 )
Fase transisi rezim Orla ke Orba yang diawali dengan kudeta oleh Suharto dengan persengkongkolan dengan CIA dimulailah era pendindasan baru dari rezim kakitangan imperialis AS.  Dimulainya kekuasaan Suharto ternyata meluluhlantakkan organisasi mahasiswa yang progresive dengan pembunuhan, penculikan anggota dan pembubaran CGMI. Fase transisi ini juga menjdi kemenangan organisasi mahasiswa yang reaksioner dengan memutarbalikkan fakta kebenaran sejarah dimana KAMI pada waktu itu yang mencoba mengawali lokomotif reformasi berselingkuh dan ditunggangi oleh tentara, dimulai dengan aksi-aksi sosial ekonomi yang dipimpin oleh Akbar Tandjung, Cosmas batubara dalam melakukan perjuangan untuk memperbaiki nasib rakyat yang terpuruk pada masa Sukarno mulai menyimpang dengan berubahnya tuntutan pada turunkan Sukarno dan membubarkan PKI. Praktek  yang dilakukan KAMI ini telah membuka jalan bagi kekuatan status Quo yang anti rakyat yakni Suharto untuk berkuasa, setelah mampu maka dimulai otoritarianisme gaya Orba dimulai. Namun kekuasaan Suharo tidaklah berjalan mulus, penentangan yang dilakukan oleh mahasiswa pun mulai muncul dengan dimulai pada gerakan anti Jepang yang dimotori oleh Hariman Siregar pada tahun 1978 yang kemudian dikenal dengan tokoh angkatan 78, namun aksi ini pun gagal karena pada waktu itu tetap bergantung terhadap tentara yang mengharapkan figur Sumitro mampu menjadi kawan dalam perubahan, sementara kita ketahui bahwa militer adalah kekuatan paling reaksioner dalam sejarah perjuangan rakyat. Kegagalan ini juga dilihat bahwa adanya cara pandang yang melihat bahwa mahasiswa mampu melakukan perubahan sehingga dalam setiap gerakan mahasiswa seperti 66,78 tidak mampu berbuat banyak karena tidak melibatkan kekuatan rakyat lainnya. Dengan matinya gerakan 66, 78 pengekangan terhadap aktivitas mahasiswa mulai ditekan dengan berbagai kebijakan seperti NKKBKK yang sampai hari ini belum di hapuskan.
Begitu juga dengan gerakan mahasiswa 98 yang muncul pada saat krisis ekonomi sedang berlangsung dimana muncul dalam bayang-bayang represivitas Orde Baru yang bermutasi dalam kelompok-kelompok studi, dimana mulai memuculkan pergolakan dikalangan mahasiswa itu sendiri. Dengan bermodalkan pada semangat reformasi dan gerakan moral ternyata tidak mampu membuahkan perubahan politik yang signifikan buat rakyat.Dengan maraknya gerakan mahasiswa dalam menuntut mundurnya Suharto ternyata membuat kesalahan yang sama dimana lagi-lagi gerakan tersebut sangat tidak terpimpin, advonturir, dan tidak terprogram. Kegagapan mahasiswa dalam menyambutnya turunnya Suharto dan kemudian menyerahkan nasib bangsa kita pada sekelompok elite menjadi satu bukti bahwa gerakan mahasiswa terus mengulangi kesalahannya yang selalu bergantung pada elit-elit politik dan bukan pada kekuatan rakyat yang sejati yakni kekuatan buruh dan tani.

    b. Evaluasi Gerakan Mahasiswa di Indonesia
Dilihat pada praktek-praktek sejarah gerakan mahasiswa itu sendiri kita mampu melihat secara objektif bagaimana pemahaman kita terhadap gerakan mahasiswa itu sendiri. Dimana gerakan mahasiswa selalu saja tidak mempunyai semangat untuk melakukan perubahan secara nyata untuk membebaskan rakyat dari ketertindasan dan memperjuangkan perubahan dalam sistem pendidikan yang berpihak pada kepentingan mahasiswa, kenapa itu terjadi ? Dan seringkali gerakan mahasiswa selalu gagal dalam keberhasilannya berjuang untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan rakyat, diakibatkan gerakan mahasiswa yang masih bersifat kekampusan, kedaerahan, dan tidak mempunya organisasi mahasiswa yang bersifat nasional yang benar-benar memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan rakyat.

Pertama, kita melihat bahwa adanya pemahaman yang selalu memposisikan bahwa mahasiswa adalah agent of change yang mampu melakukan perubahan, sementara hasil dari gerakan mahasiswa itu sendiri hanya mampu menjadi alat untuk mengganti dan menaikkan rezim untuk berkuasa dan tidak memperbaiki nasib rakyat. Oleh karena itu seringkali gerakan mahasiswa selalu dikotori dengan perselingkuhannya dengan elit-elite politik ataupun militer. Ataupun hanya menjadi alat untuk kepentingan pertarungan elite politik. Gerakan Mahasiswa harus kembali kepada semangat yang sebenarnya, yakni dalam memperjuangkan kepentingan rakyat dan kepentingan mahasiswa untuk memperjuangkan pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat. Gerakan mahasiswa harus mampu benar-benar lahir dari sebuah kesadaran massa akan mempejuangkan hak-haknya. Seringkali dalam gerakan mahasiswa terjebak dalam pertarungan  politik tetapi tidak mampu menjadi alat perjuangan mahasiswa sesungguhnya. Dalam gerakan mahasiswa harus mampu menjadi gerakan yang benar-benar lahir dari sebuah perjuangan massa.

Kedua, belum adanya syarat-syarat dari sebuah gerakan mahasiswa yang sejati dalam perjuangan demokratik. Dimana diantaranya adalah perlunya sebuah organisasi mahasiswa nasional yang berjuang dalam perjuangan demokratik. Dimana dalam sejarah gerakan mahasiswa masih saja terkotak-kotak dalam sebuah kepentingan politik golongan tertentu. Adanya HMI yang dikenal sebagai onderbouw Partai Golkar, atau PMII dikenal sebagai onderbouw PBNU, atau GMNI sebagai onderbouw PDIP. Apakah kemudian mampu diwujudkannya sebuah organisasi massa mahasiswa yang mempunyai sebuah perjuangan yang tepat, artinya memang benar-benar dapat digunakan sebagai alat  untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa serta rakyat. Dalam hal ini organisasi mahasiswa nasional yang tidak hanya memperjuangkan kepntingan politik kelompok tertentu tetapi benar-benar secara tulus bicara perjuangan kepentingan mahasiswa dan rakyat. Dalam gerakan mahasiswa juga harus muncul sebagai gerakan yang bersifat nasional, tidak bisa gerakan mahasiswa bersifat lokalistik saja. Contohnya di Jakarta hanya ada gerakan mahasiswa yang hanya sifatnya kampus karena gerakan mahasiswa yang bersifat lokalistik akan mudah dihancurkan karena tidak mempunyai kekuatan perjuangan yang luas. Dalam gerakan mahasiswa harus muncul dan terkoordinasi, terkonsolidasi, terorganisasi secara nasional. Pertanyaannya, apakah mungkin hanya kelompok mahasiswa di satu daerah saja seperti Jakarta mampu membangun perubahan. Jawabannya adalah tidak mungkin, karena kekuatannya hanya di Jakarta dan bukan diseluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu pentingnya membangun organisasi mahasiswa berskala nasional dari Sabang sampai Maruke yang benar-benar memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan rakyat Indonesia.

Ketiga, kegagapan gerakan mahasiswa dalam perjuangan politiknya yang selalu ditelikung oleh kepentingan elit politik menjadi gambara kita bahwa gerakan mahasiswa belum mempunyai program perjuangan secara nasional. Program perjuangan nasional yang belum ada dalam sebuah gerakan mahasiswa menyebabkan pada akhirnya tidak tearahnya target dan sasaran perjuangan. Sehingga seringkali dalam sebuah momentum politik, program perjuangan gerakan mahasiswa diserahkan kepada program politik elit dan bukan program perjuangan secara nasional yang benar-benar bicara kepentingan sosial-ekonomi mahasiswa dan membangun solidaritas dalam sebuah gerakan rakyat.

Keempat, kegagalan gerakan mahasiswa dalam mengambil momentum pergantian kekuasaan akibat dari terputusnya hubungan antara gerakan mahasiswa dengan rakyat. Dimana belum adanya hubungan yang mampu berjalan secara sinergis dalam perjuangan demokratik, sehingga dalam perjuangannya selalu saja tidak mampu membuat perubahan. Oleh karena itu penting kemudian adanya korelasi dalam pembangunan gerakan mahasiswa dengan gerakan rakyat. Seringkali gerakan mahasiswa tidak pernah mampu sejalan dengan perjuangan rakyat, kesombongan pakem-pakem bahwa mahasiswa adalah agen perubahan membuat mahasiswa hanya menjadi sapi ompong dalam sebuah gerakan rakyat. Karena gerakan mahasiswa adalah bagian dari gerakan rakyat, oleh karena itu gerakan mahasisw harus mampu bersama-sama dengan gerakan buruh, gerakan tani, gerakan perempuan, gerakan pemuda memperjuangkan kepentingan rakyat.

PROGRESIF, PATRIOTIK, DEMOKRATIS, DAN MILITAN
Pendidikan Murah, Ilmiah, demokratis, dan Mengabdi Kepada Rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar